"Dari perusahaan asuransi umum yang public, pendapatan premi bruto sepanjang delapan bulan mencapai Rp13,2 triliun. TUGU memiliki pangsa pasar terbesar, yaitu 31,1 persen, atau naik dari tahun lalu sebesar 25,6 persen," ujar Ryan.
Ryan menjelaskan bahwa memang kinerja emiten industri asuransi umum di Bursa pada 2024 dari sisi pendapatan premi mengalami kenaikan. Ryan juga melihat bahwa ruang pertumbuhan hingga akhir tahun untuk industri ini masih terbuka.
Selain dari sisi pendapatan premi bruto, Ryan juga melihat bahwa TUGU menjadi asuransi umum yang paling efisien jika dibandingkan dengan peers.
"Rasio beban (beban klaim, usaha dan komisi terhadap pendapatan premi neto) TUGU di angka 37 persen. Ini jauh lebih baik dibandingkan dengan listed peers yang angkanya di atas 50 persen, dan bahkan mayoritas asuransi umum yang public memiliki rasio beban di atas 100 persen," ujar Ryan.
Hal ini, dikatakan Ryan, menjadikan TUGU sebagai salah satu emiten di sektor asuransi umum yang diunggulkan. Rasio beban yang terkendali menunjukkan bahwa perusahaan asuransi mampu mencetak underwriting profit sebagai bisnis intinya.
Kinerja keuangan TUGU memang tumbuh positif di sepanjang 2024 ini. Hingga akhir Agustus 2024, pendapatan underwriting TUGU (parent only) mencapai Rp977 miliar atau tumbuh 31,6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.