Kenaikan laba ini terjadi meskipun pendapatan sedikit menurun 0,46 persen, dari Rp617,61 miliar menjadi Rp614,77 miliar.
Finance Team Leader BLTZ, Arie Hartomo Putra, menjelaskan peningkatan laba ini didorong oleh efisiensi dan inovasi operasional, terutama melalui penggantian proyektor berbasis lampu lama ke teknologi proyektor laser yang lebih hemat biaya.
“Biaya untuk pembelian lampu-lampu tersebut menurun, sehingga berdampak positif pada laba yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Arie.
Secara rinci, pendapatan dari bisnis utama bioskop mengalami sedikit penurunan, namun lini bisnis makanan dan minuman (F&B) menunjukkan tren peningkatan. Pendapatan F&B naik dari Rp190,77 miliar menjadi Rp193,93 miliar pada semester I-2025.
Terkait permodalan, Arie menegaskan perusahaan masih mengandalkan pendapatan operasional untuk kebutuhan modal kerja dan pembayaran utang, tanpa perlu tambahan modal kerja eksternal.
Hingga kuartal II-2025, BLTZ masih mengoperasikan 71 bioskop di seluruh Indonesia dengan total 405 layar, jumlah ini tidak berubah dari posisi akhir 2024. Meskipun demikian, perusahaan akan mengejar penambahan bioskop hingga akhir 2025.
"Kalau memang memungkinkan ada penambahan, kita akan kejar untuk selesai di tahun ini," ujar dia.
Fokus BLTZ ke depan selain ekspansi bioskop, juga mencakup pertumbuhan F&B dan peningkatan konten eksklusif, yang diharapkan akan mendorong kinerja pada 2026.
(Febrina Ratna Iskana)