Chandra Asri (TPIA) Sukses Naikkan Pendapatan jadi USD1,88 Miliar

IDXChannel - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar USD1,88 miliar. Nilai itu lebih tinggi 48,4 persen dari pendapatan tahun sebelumnya di periode yang sama, yakni USD1,26 miliar pada kuartal III-2020.
Kenaikan itu tak lepas dari harga jual rata-rata yang lebih tinggi di semua produk terutama untuk Polyethylene, Polypropylene, dan Ethylene. Dengan adanya kenaikan pendapatan tersebut, TPIA mencatat laba bersih setelah pajak sebesar USD165,7 juta, dari rugi bersih USD19 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
EBITDA juga meningkat secara signifikan menjadi USD 313,7 juta, dibandingkan USD 65.5 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya terutama karena peningkatan spreads dan realisasi strategi ketahanan keuangan Perseroan. Marjin EBITDA meningkat ke 16,7 persen dibandingkan 5,2 persen di periode sebelumnya.
“Kami dengan bangga mengumumkan kinerja bisnis yang tangguh untuk sembilan bulan pertama 2021, meski dengan situasi menantang di kuartal ketiga yang timbul dari varian Delta COVID-19 yang merajalela, yang menyebabkan perlambatan permintaan di China dan karantina kewilayahan (lockdown) di Indonesia," ujar Direktur Chandra Asri Petrochemical, Suryandi, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Sabtu (30/10/2021).
Suryandi menambahkan, program transformasi pengurangan biaya struktural yang disebut SPEED yang mencakup tuas strategis Scale, Process Excellence, ESG, End-to-End Procurement, dan Digital Transformation berada di jalur yang tepat untuk mendukung keunggulan operasional berkelanjutan Chandra Asri.
Tindakan manajemen liabilitas yang proaktif telah meningkatkan profil jatuh tempo utang Perseroan, untuk memperpanjang jatuh tempo rata-rata tertimbang dan mengurangi biaya bunga rata-rata tertimbang.
Pencapaian utama termasuk penandatanganan penting dengan Bank BNI untuk fasilitas balloon senilai USD250 juta hingga 10 tahun, dan inisiasi langkah untuk pembayaran dimuka penuh sebesar USD230,2 juta dari obligasi USD Perseroan yang beredar.
"Di bidang ESG, kami senang telah memenangkan berbagai Penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals (ISDA) 2021 yang bergengsi, sebagai pengakuan atas upaya kolektif kami," kata dia.
Pada September 2021, Perseroan telah berhasil menyelesaikan Penawaran Umum Terbatas III dengan HMETD, yang telah dipesan secara penuh oleh investor utama baru, Thaioil. Setelah rights issue, posisi Ekuitas Chandra Asri hampir mencapai USD3 miliar, dengan total Liquidity Pool sebesar USD2,2 miliar.
Selain itu, beban pokok pendapatan meningkat menjadi USD1,57 miliar pada kuartal III-2021 dibandingkan dengan USD1,22 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya karena harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi dengan Naphtha naik menjadi USD619/T dari rata-rata USD414/T pada 9M 2020 didukung oleh kenaikan Harga minyak mentah Brent (kenaikan 51 persen secara tahunan menjadi rata-rata USD62/bbl terhadap USD41/bbl pada kuartal III-2020).
Meskipun beban pokok pendapatan lebih tinggi, peningkatan kinerja topline membantu secara signifikan meningkatkan laba kotor selama sembilan bulan 2021 ke level USD3068 juta dibandingkan USD47,1 juta pada periode yang sama tahun 2020.
Adapun total aset meningkat 27.8 persen menjadi USD4,59 miliar per 30 September 2021, dari USD3,59 miliar pada 31 Desember 2020. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh keberhasilan proses rights issue yang menghasilkan kas dan setara kas yang lebih tinggi.
Total Liabilitas turun 7,1 persen year-on-year menjadi USD1,65 miliar dari USD1,78 miliar pada 31 Desember 2020 terutama karena utang usaha yang lebih rendah sementara utang berbunga lebih tinggi karena fasilitas baru dari bank sebagai bagian dari strategi Perseroan dalam Ketahanan Keuangan.
Per 30 September 2021, Perseroan memiliki total posisi utang sebesar USD920,6 juta, terhadap saldo kas dan setara kas sebesar USD1,68 miliar, sehingga posisi kas bersih secara keseluruhan sebesar SD 766,5 juta. Utang bersih terhadap EBITDA (LTM) mencapai -1.7x. (TYO)