sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

CPO Loyo di Tengah Naiknya Indeks Harga Minyak Nabati Januari 2024

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
05/02/2024 12:30 WIB
Harga minyak sawit berjangka Malaysia alias crude palm oil (CPO) diperdagangkan di kisaran MYR 3.760 per ton atau melemah 0,05 persen pada Senin (5/2).
CPO Loyo di Tengah Naiknya Indeks Harga Minyak Nabati Januari 2024. (Foto: Freepik)
CPO Loyo di Tengah Naiknya Indeks Harga Minyak Nabati Januari 2024. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit berjangka Malaysia alias crude palm oil (CPO) diperdagangkan di kisaran MYR 3.760 per ton atau melemah 0,05 persen pada perdagangan Senin (5/2/2024).

Berdasarkan data Trading Economics, harga CPO telah anjlok 4,76 persen dalam sepekan terakhir.

Harga minyak sawit mendekati level terendah dalam tiga minggu dan menjadi penurunan pertama dalam empat minggu terakhir, tertekan oleh berlanjutnya pelemahan ekspor. (Lihat grafik di bawah ini.)

Meski demikian, harga minyak sawit sudah menguat MYR42 per ton atau 1,13 persen sejak awal 2024, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini. Secara historis, minyak sawit mencapai angka tertinggi sepanjang masa yaitu 7268 pada bulan Maret 2022.

Data terbaru menunjukkan, Indeks Harga Minyak Nabati FAO rata-rata mencapai 122,5 poin pada bulan Januari, naik sedikit sebesar 0,2 poin (0,1 persen) dari bulan sebelumnya. Meski demikian indeks ini masih 17,9 poin (12,8 persen) di bawah angka pada bulan Januari 2023. 

Informasi saja, secara keseluruhan Indeks Harga Pangan FAO (FFPI) mencapai 118,0 poin pada bulan Januari 2024, turun 1,2 poin (1,0 persen) dari tingkat revisi pada bulan Desember. Indeks tersebut berada 13,7 poin (10,4 persen) di bawah nilai serupa tahun lalu.

Kestabilan indeks harga dari bulan ke bulan mencerminkan dampak gabungan dari kenaikan harga minyak sawit dan biji bunga matahari global yang mengimbangi penurunan harga minyak kedelai dan minyak lobak.

Harga minyak sawit internasional sempat meningkat secara moderat pada bulan Januari, terutama disebabkan oleh penurunan produksi musiman di negara-negara produsen utama dan kekhawatiran terhadap kondisi cuaca buruk di Malaysia.

Sementara itu, kuotasi minyak biji bunga matahari dunia naik tipis, didorong oleh peningkatan permintaan impor, khususnya dari Türkiye. Sebaliknya, harga minyak kedelai dan minyak lobak internasional menurun karena prospek pasokan dalam jumlah besar dari Amerika Selatan dan masih banyaknya ketersediaan di Eropa.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement