Michael mengungkapkan, harga batu bara termal dalam dua tahun terakhir ini cukup stabil, bahkan paling stabil dalam sepuluh tahun terakhir. Hal ini berbeda dengan 2022 di mana harga batu bara melonjak tajam akibat gejolak geopolitik dunia.
“Sehingga ke depannya, harga batu bara pada tahun 2023-2024 akan menjadi peluang bagi perseroan,” ujar Michael.
Untuk batu bara metalurgi, Michael optimistis karena harganya lebih baik dan lebih stabil dibanding harga batu bara termal. Oleh karena itu, dia berharap tambang batu bara metalurgi yang diproduksi anak usaha, PT Daya Bumindo Karunia bisa lebih baik sehingga perseroan bisa mendapatkan cash margin buffer lebih tinggi dibandingkan batu bara termal yang diproduksi oleh PT Tamtama Perkasa dan PT Multi Tambangjaya Utama.
(Rahmat Fiansyah)