Emiten Terancam Delisting 2023
Tahun 2023 diwarnai dengan sejumlah perusahaan yang sudah dihapuskan dari pasar modal. Sebut saja PT Tunas Ridean Tbk. (TURI). TURI resmi undur diri dari BEI per 6 April 2023.
Manajemen TURI memberitahukan rencana delisting kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Mei 2022. Kemudian, pada 27 Mei 2022, BEI menyetop perdagangan saham TURI terkait langkah go private tersebut.
TURI melakuka buyback saham dengan total 418,63 juta saham dan harga penawaran Rp1.700 per saham. Nilai totalnya mencapai Rp712,15 miliar. Hingga 28 Februari 2023, Jardine Cycle & Carriage Ltd dan PT Tunas Andalan Pratama masih menjadi dua pemegang saham terbesar TURI. Keduanya masing-masing menggenggam kepemilikan sebesar 46,24 persen dan sisa saham publik mencapai 1,35 juta saham, atau setara 0,02 persen.
TURI melantai di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1995 dan telah 28 tahun berada di BEI. Di awal bisnisnya, Tunas Grup adalah perusahaan keluarga yang mengimpor mobil baru maupun bekas dengan merek Mercedes-Benz, Fiat, dan Holden. Tunas lalu menjadi distributor resmi beragam merek mobil seperti Toyota, BMW, hingga Peugeot.
Tak hanya TURI, saham emiten jalan tol milik konglomerasi grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) akan hengkang dari bursa RI. META akan meninggalkan pasar modal RI per April 2024 nanti.
Menjelang akhir 2023, PT Metro Pacific Tollways Indonesia yang merupakan pengendali saham META akan melakukan tender offer di harga Rp250 per saham META.
PT Metro Pacific Tollways Indonesia akan melakukan tender offer terhadap sebanyak-banyaknya 4,49 miliar saham atau sebanyak-banyaknya 25,35 persen saham META yang dimiliki secara kumulatif oleh PT Indonesia Infrastrukture Finace dan masyarakat.
Teranyar, PT Onix Capital Tbk (OCAP) berencana go private atau menjadi perusahaan tertutup dan delisting dari bursa.
Sekretaris Perusahaan OCAP, Mauritius Ray mengatakan, alasan rencana go private perseroan karena sudah tidak memiliki kegiatan usaha dan sejauh ini perseroan belum memiliki rencana usaha baru.
Seiring dengan itu, perusahaan akan melakukan pembelian kembali seluruh saham yang dimiliki publik atau masyarakat. Jumlahnya 32.784.000 saham atau 12 persen atas modal ditempatkan dan disetor penuh.
"Harga pembelian kembali saham, yakni sebesar Rp200 per saham. Dana yang akan digunakan pada pembelian kembali maksimal Rp6,55 miliar," kata Sekretaris Perusahaan OCAP, Mauritius Ray dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (14/12)
Tak hanya itu, sejumlah perusahaan besar juga terancam delisting dari lantai bursa. Sebut saja seperti emiten pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Ada juga PT Cowell Development Tbk (COWL) yang merupakan emiten pengelola Gedung Plaza Atrium Segitiga Senen. Ada juga emiten milik terpidana kasus korupsi Jiwasraya dan Asabri Benny Tjokro PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA).
Berikut daftar saham yang berpotensi delisting oleh BEI sepanjang 2023:
- PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META)
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
- PT Sky Energy Indonesia Tbk. (JSKY)
- PT Bliss Properti Indonesia Tbk. (POSA)
- PT Trinitan Metals and Minerals Tbk. (PURE)
- PT Nusantara Inti Corpora Tbk. (UNIT)
- PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)
- PT Siwani Makmur Tbk (SIMA)
- PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk. (SKYB)
- PT Rimo International Lestari Tbk. (RIMO)
- PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL)
- PT Sugih Energy Tbk (SUGI)
- PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY)
- PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)
- PT Cowell Development Tbk (COWL)
- PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI)
- PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM)
- PT Jaya Bersama Indo Tbk. (DUCK)
- PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY).
- PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP)
- PT SMR Utama Tbk. (SMRU)
- PT Trada Alam Minera Tbk. (TRAM)
- PT Trikomsel Oke Tbk. (TRIO)
- PT Grand Kartech Tbk. (KRAH)
- PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC)
- PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME)
- PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL)
- PT Sinergi Megah Internusa Tbk. (NUSA)
- PT Onix Capital Tbk. (OCAP)
- PT Steadfast Marine Tbk. (KPAL)
- PT Forza Land Indonesia Tbk. (FORZ)
- PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX)
- PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN)
- PT Mas Murni Indonesia Tbk. (MAMI)
- PT Magna Investama Mandiri Tbk (MGNA)
- PT Leyand International Tbk (LAPD)
- PT Hanson International Tbk (MYRX)
- PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW)
- PT Eureka Prima Jakarta Tbk. (LCGP)
(ADF)