Hal itu lantas menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi global. Namun dia pun menyebut proyeksi tersebut bisa berubah bila vaksinasi dilakukan lebih gencar dan merata, dan penanganan penyebaran yang efektif. “Covid menjadi salah satu penentu perekonomian Indonesia, bahkan dunia. PPKM Darurat dan PPKM lainnya itu sudah terlihat ada beberapa penurunan cases meskipun dalam praktiknya beberapa data ada yang anomali,” ujarnya.
Dia mencontohkan, vaksinasi untuk mengejar kekebalan kelompok memacu pertumbuhan dan pergerakan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa. Di Amerika Serikat ekonomi tumbuh 6,5% salah satunya terdorong vaksinasi yang masif.
Terkait pertumbuhan di Amerika Serikat tersebut, sebagai buah atas penanganan pandemi yang baik, Luqman mengatakan pasar modal di Amerrika Serikat khususnya 86% dari emiten yang masuk dalam S&P 500 sudah merilis laporan keuangan dengan pendapatan atau kinerja perusahaan yang melampaui ekspektasi.
Karena itu, lanjut Luqman, untuk jangka panjang pasar Amerika Serikat bisa sebagai diversifikasi dan investor disarankan berinvestasi di emiten teknologi dan kesehatan, juga menahan untuk membeli saham commercial banking. Hal ini tak terlepas dari langkah The Fed yang menjaga bunga acuan mendekati nol. Hal itu pun membuat commercial banking asal luar hengkang dari Indonesia salah satunya Citibank.
“Karena kondisi rate ini membuat saham-saham commercial banking gak bisa gerak karena interest-nya semakin kecil. Ini yang membuat saham-saham teknologi itu jauh lebih punya power di environment interest rate near zero,” kata pria yang juga CEO dan Founder stratup Tetra X Change tersebut.