“Karena mereka diharapkan operasionalnya bagus, yang paling penting market cap bursa akan bagus dan kalau mereka fundraising atau put action akan menghidupkan pasar modal,” ujar Iman.
Meski demikian, Iman belum dapat memastikan rencana penerbitan instrumen investasi baru seiring dengan hadirnya Danantara. Hanya saja, Bursa selalu adaptif dalam menghadirkan banyak pilihan produk investasi di pasar modal.
“Bursa itu kan selalu adaptif dan agile. Nanti kita dengan OJK akan melihat, kira-kira instrumen apa yang cocok,” tutur Iman.
Sebagai informasi, Danantara resmi diluncurkan pada Senin (24/2). Pada tahap awal, Danatara menaungi 7 entitas BUMN dan 1 sovereign wealth fund (SWF) yakni Indonesia Investment Authority (INA).
Ketujuh BUMN ini meliputi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.