sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dari Happy Hapsoro hingga Haji Isam, Reli Saham Konglomerasi Warnai Bursa 2025

Market news editor Desi Angriani
31/12/2025 07:45 WIB
Saham konglomerasi kembali mewarnai perdagangan 2025, melanjutkan tren pada tahun sebelumnya.
Dari Happy Hapsoro hingga Haji Isam, Reli Saham Konglomerasi Warnai Bursa 2025 (Foto:dok Freepik)
Dari Happy Hapsoro hingga Haji Isam, Reli Saham Konglomerasi Warnai Bursa 2025 (Foto:dok Freepik)

IDXChannel - Saham konglomerasi kembali mewarnai Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2025, melanjutkan tren pada tahun sebelumnya.

Momentum penguatan saham grup usaha besar ini berhasil menopang kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terutama saat saham-saham perbankan jumbo atau Big Banks mengalami tekanan.

Berdasarkan riset Stockbit, Selasa (30/12/2025) penguatan saham konglomerasi menjadi salah satu faktor utama yang mendorong IHSG melesat 22,1 persen sepanjang 2025 dan mencetak rekor all-time high. 

Kinerja ini jauh melampaui indeks IDX30 yang hanya naik sekitar 3 persen pada periode yang sama, mencerminkan pergeseran minat investor dari saham-saham likuid tradisional ke saham konglomerasi dan afiliasinya.

Meski tampil impresif, perjalanan saham konglomerasi sepanjang 2025 tidak sepenuhnya mulus. Dari sisi sentimen, pergerakan saham-saham ini dapat dibagi ke dalam dua fase besar yang dipengaruhi oleh dinamika kebijakan Morgan Stanley Capital International (MSCI).

Pada paruh pertama 2025, sentimen pasar cenderung tertekan menyusul wacana dan pengumuman MSCI terkait rencana pengetatan kriteria inklusi indeks. Kekhawatiran akan potensi keluarnya saham-saham tertentu dari indeks global tersebut membuat investor bersikap lebih berhati-hati.

Namun, situasi berbalik pada paruh kedua setelah MSCI membatalkan rencana pengetatan tersebut. Momentum positif semakin menguat ketika dua saham konglomerasi, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), resmi masuk ke dalam indeks MSCI Indonesia Global Standard. 

Stockbit mencatat, selain saham-saham konglomerasi besar yang telah outperform dalam dua tahun terakhir seperti DSSA dan PT Petrosea Tbk (PTRO), momentum penguatan pada 2025 juga menyebar ke sejumlah konglomerasi lain. 

Bahkan, muncul tiga kelompok konglomerasi baru yang mencatatkan lonjakan harga saham paling signifikan sepanjang tahun ini, yakni grup Happy Hapsoro, Bakrie, dan Haji Isam.

Di bawah grup Happy Hapsoro, sejumlah saham mencatatkan kenaikan spektakuler. Saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) memimpin dengan lonjakan hingga 2.680 persen, disusul PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) yang melonjak 1.130 persen dan PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) sebesar 868,8 persen. 

Saham lain seperti PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), PT Pakuan Tbk (UANG), PT Singaraja Putra Tbk (SINI), hingga PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga mencatatkan penguatan ratusan persen sepanjang tahun berjalan.

Sementara itu, saham-saham yang terafiliasi dengan Grup Bakrie juga menunjukkan performa agresif. PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) mencatat kenaikan hingga 780 persen, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menguat 700 persen, dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 595,7 persen. 

Penguatan signifikan juga terjadi pada saham PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE), PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), hingga PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang masing-masing mencatatkan kenaikan lebih dari 200 persen sepanjang 2025.

Adapun dari kelompok Haji Isam, saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) menjadi bintang dengan lonjakan harga mencapai 2.205,4 persen. Saham PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) turut menguat 941,9 persen, sementara PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) masing-masing naik 317,6 persen dan 100,3 persen.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement