Pada paruh pertama 2025, sentimen pasar cenderung tertekan menyusul wacana dan pengumuman MSCI terkait rencana pengetatan kriteria inklusi indeks. Kekhawatiran akan potensi keluarnya saham-saham tertentu dari indeks global tersebut membuat investor bersikap lebih berhati-hati.
Namun, situasi berbalik pada paruh kedua setelah MSCI membatalkan rencana pengetatan tersebut. Momentum positif semakin menguat ketika dua saham konglomerasi, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), resmi masuk ke dalam indeks MSCI Indonesia Global Standard.
Stockbit mencatat, selain saham-saham konglomerasi besar yang telah outperform dalam dua tahun terakhir seperti DSSA dan PT Petrosea Tbk (PTRO), momentum penguatan pada 2025 juga menyebar ke sejumlah konglomerasi lain.
Bahkan, muncul tiga kelompok konglomerasi baru yang mencatatkan lonjakan harga saham paling signifikan sepanjang tahun ini, yakni grup Happy Hapsoro, Bakrie, dan Haji Isam.
Di bawah grup Happy Hapsoro, sejumlah saham mencatatkan kenaikan spektakuler. Saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) memimpin dengan lonjakan hingga 2.680 persen, disusul PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) yang melonjak 1.130 persen dan PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) sebesar 868,8 persen.