Secara rinci, pendapatan investasi DOID tercatat sebesar USD2,42 juta atau Rp39,40 miliar. Kemudian, pendapatan penambangan batu bara dan jasa pertambangan tercatat sebesar USD854,91 juta atau Rp13,90 triliun, serta pendapatan lainnya sebesar USD2,38 juta atau Rp38,81 miliar.
Di sisi lain, volume batu bara perseroan tetap stabil pada 42 metrik ton (MT), sementara pengupasan tanah (overburden removal) secara keseluruhan turun 5 persen sebesar 271 juta bank cubic meter (bcm) akibat curah hujan ekstrem yang terus berlanjut, yang memengaruhi tingkat produksi selama enam bulan terakhir.
“Kondisi cuaca ekstrem telah berdampak pada industri pertambangan secara luas di Indonesia dan sektor-sektor lain di seluruh Asia, namun kemampuan operasional dan adaptasi strategis grup memastikan kemajuan yang berkelanjutan dalam mencapai target,” ujar Dian.
Lebih lanjut, arus kas operasional untuk semester I-2024 meningkat 15 persen, mencapai sekitar USD164 juta, didorong oleh peningkatan yang signifikan dalam pengelolaan modal kerja.