Menurut Tondy, DMAS setiap tahun menambah cadangan lahan di sekitar Deltamas meski proses itu tak mudah. Pasalnya, proses jual beli tanah di Indonesia sangat rumit.
"Biasanya akuisisi tanah tidak semudah yang diperkirakan, karena nggak mungkin orang jual tanah lebih murah daripada tetangganya, tipikal kita di Indonesia seperti itu," kata Tondy.
Sebagai informasi, posisi cadangan lahan DMAS, terutama untuk industrial alias kawasan industri terus menipis. Hingga 30 Juni 2024, cadangan lahan perseroan tersisa 723 hektare (ha) dengan rincian industrial 198 ha, komersial 358 ha, dan residensial 167 ha.
Selain menjual lahan, kata Tondy, DMAS juga terus berupaya memperkuat segmen pendapatan berulang (recurring income) dari aset-aset perseroan. Di antaranya hotel, gudang, hingga pengelolaan air bersih dan air limbah.
"Ke depan, sesuai apa yang kita cantumkan dalam (prospektus) IPO bahwa kita akan memperkuat recurring income ke depan. Kabar baiknya, dengan adanya recurring income sekarang setiap tahun itu kita bisa cover operating cost yang ada," ujarnya.
(Rahmat Fiansyah)