Perekonomian sebenarnya sudah menunjukkan kelesuan bahkan ketika ancaman tarif Trump belum terlalu memanas. Arus pemutusan hubungan kerja besar-besaran yang melanda industri padat karya seperti tekstil, telah berdampak konsumsi rumah tangga.
Selain itu, ketidakpastian yang menyertai transisi kepemimpinan berdampak pada permintaan kredit.
Kekhawatiran investor juga meningkat karena inisiatif fiskal ekspansif Presiden Prabowo Subianto yang memangkas anggaran signifikan di sektor-sektor penting seperti pendidikan dan pekerjaan umum. Akibatnya, pasar saham mengalami penurunan terus-menerus bulan ini
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup melemah pada rentang Rp16.610-Rp16.660 per USD.
(NIA DEVIYANA)