"Jadi makanya secara earnings itu pertumbuhannya akan slow down tapi kalo kita pakai secara bobot masing-masing di indeks makanya IHSG bisa tembus 7.500," kata dia.
Walaupun ada sentimen global, valuasi IHSG memang sudah terlihat menarik lagi. Namun, menurut Joezer lebih selektif dalam hal pemilihan sektornya karena ada sektor yang diuntungkan dari faktor ekonomi makro tahun ini.
"Mungkin tahun depan lebih ke arah kapan puncaknya, apakah ada potensi penurunan suku bunga dan apakah dollar akan mengalami puncaknya gitu," ujar Joezer.
Untuk potensi saham di akhir tahun ini, Indonesia sudah lebih baik sehingga kinerja sangat baik saat China sudah membuka lockdown. Menurut Joezer, karena kondisi gonjang-ganjing masih tidak mudah ditebak, jadi tantangan global tidak sama seperti sebelum pandemi.
"Mungkin saya rasa investor kepercayaannya ga akan langsung, jadi saya lihat Indonesia masih memiliki opportunity maka indeks target kami masih pasang bisa ada potensi masih bisa sampai 7.500 sampai akhir tahun depan," pungkas Joezer.
(SLF)