Secara keseluruhan, transaksi haircut tersebut akan menghasilkan laba sekitar USD295 juta sekaligus menurunkan kewajiban pokok restrukturisasi hingga 20 persen atau setara USD290 juta. Selain itu, perseroan memperoleh penghematan biaya bunga sekitar USD3,5 juta per tahun.
Dia menegaskan bahwa struktur permodalan yang semakin sehat membuka ruang lebih besar untuk mendukung peningkatan produktivitas dan memperkuat posisi perseroan dalam rantai pasok baja nasional. Kondisi tersebut menjadi landasan kuat bagi perusahaan untuk menutup 2025 dengan kinerja positif.
Sementara itu, Danantara menilai Krakatau Steel sebagai industri strategis nasional yang harus segera dipulihkan mengingat proyeksi kebutuhan baja domestik dan regional terus meningkat. Managing Director Business-3 Danantara Asset Management, Febriany Eddy menegaskan pentingnya revitalisasi BUMN baja agar dapat mengikuti pertumbuhan sektor konstruksi, transportasi, dan manufaktur.
“Pertumbuhan industri baja selalu selaras dengan pertumbuhan ekonomi. Karena itu, melihat industri baja tidak bisa hanya dari kondisi hari ini,” katanya.
Menurut Danantara, industri baja merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan efisiensi berkelanjutan.