sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Diminati Hartono-Prajogo, SSIA Punya Kawasan Industri Subang hingga Hotel Gran Melia

Market news editor Rahmat Fiansyah
24/07/2025 14:56 WIB
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tengah menjadi incaran dua taipan besar, yakni Hartono bersaudara dan Prajogo Pangestu
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tengah menjadi incaran dua taipan besar, yakni Hartono bersaudara dan Prajogo Pangestu. (Foto: Dok. Surya Internusa)
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tengah menjadi incaran dua taipan besar, yakni Hartono bersaudara dan Prajogo Pangestu. (Foto: Dok. Surya Internusa)

IDXChannel - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tengah menjadi incaran dua taipan besar, yakni Hartono bersaudara dan Prajogo Pangestu. Hingga saat ini, SSIA tidak memiliki pemegang saham pengendali, sehingga menarik pemodal besar.

Prajogo melalui perusahaannya, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) saat ini memiliki 284,8 juta saham SSIA atau 6,05 persen. Sementara Budi dan Michael Hartono lewat PT Dwimuria Investasi Andalan menambah porsi saham SSIA.

Dwimuria membeli 62,9 juta saham SSIA lewat skema pengalihan saham treasuri. Aksi ini menambah kepemilikan saham Dwimuria di SSIA yang sebelumnya mencapai 247,99 juta saham atau 5,27 persen.

Surya Internusa memiliki tiga pilar bisnis, yakni properti, konstruksi, dan perhotelan. Untuk properti, perseroan mengandalkan Kawasan Industri Subang Smartpolitan melalui PT Suryacipta Swadaya (SCS). 

Di 2024, pendapatan segmen properti menembus Rp2,19 triliun. Hal ini ditopang oleh penjualan lahan yang mencapai Rp1,87 triliun, naik 384 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp386 miliar.

Pilar bisnis kedua SSIA adalah konstruksi lewat PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA). Saratoga milik Sandiaga Uno juga menjadi salah satu pemegang saham NRCA.

NRCA mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp3,37 triliun pada 2024. Sejumlah proyek yang dikerjakan pada tahun lalu di antaranya infrastruktur Subang Smartpolitan, Dipo Center Jakarta, dan Condotel Cihampelas Walk Bandung.

Untuk bisnis perhotelan, SSIA mengoperasikan Gran Melia Jakarta dan Hotel Melia Bali. Selain itu, perseroan mengoperasikan Umana Bali, LXR Hotels & Resorts, BATIQA Hotels, dan platform digital Travelio.com. Segmen hotel ini menghasilkan pendapatan Rp943,4 miliar pada 2024.

Analis Samuel Sekuritas, Ahnaf Yassar mengatakan, masuknya Djarum membuka peluang saham SSIA masuk indeks MSCI pada review 7 Agustus 2025.

"Riset kami menunjukkan SSIA memiliki peluang signifikan untuk masuk MSCI Small Cap Index, didukung oleh lonjakan harga saham hingga 82 persen month-to-date, terutama didorong oleh akuisisi Djarum atas 5,89 persen saham perseroan," katanya dalam riset yang diterbitkan 22 Juli 2025.

Secara kinerja, Ahnaf melihat Subang Smartpolitan bakal diuntungkan dengan kehadiran Pelabuhan Patimban. Pelabuhan tersebut ditargetkan beroperasi setelah jalan tol selesai pada 2026.

Dia memprediksi, selesainya jalan tol Patimban akan mendongkrak harga jual rata-rata (ASP) lahan Subang Smartpolitan hingga 30 persen. Saat ini, harga lahan di kawasan industri itu mencapai Rp1,95 juta per meter.

Samuel Sekuritas menetapkan target harga Rp4.000, naik dua kali lipat dari target sebelumnya Rp2.000. Hal ini seiring potensi masuknya saham SSIA ke dalam indeks MSCI dan kinerja yang kuat dari Subang Smartpolitan.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement