sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dipicu Sentimen The Fed, Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Rp14.344 per USD

Market news editor Anggie Ariesta
21/04/2022 16:04 WIB
Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup menguat 13 poin di level Rp14.344 per USD.
Dipicu Sentimen The Fed, Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Rp14.344 per USD (Dok.MNC)
Dipicu Sentimen The Fed, Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Rp14.344 per USD (Dok.MNC)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup menguat 13 poin di level Rp14.344 yang sebelumnya sempat melemah Rp13.357. Penguatan rupiah disinyalir karena pengetatan moneter The Fed.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya pada hari, karena para menteri keuangan utama dunia bertemu, tetapi tetap meningkat di tengah ekspektasi pengetatan moneter Federal Reserve yang agresif.

"Imbal hasil Treasury AS 10-tahun benchmark telah mundur dari level tertinggi sejak Desember 2018 di dekat 3%, membantu dolar mengembalikan beberapa kenaikan baru-baru ini," ujar Ibrahim dalam risetnya, Kamis (21/4/2022).

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan mereka, para pemimpin mengatakan mereka memantau dengan cermat pasar keuangan global yang telah "bergejolak," menciptakan tingkat kegugupan tentang apakah G7 akan bergerak untuk memerangi pergerakan cepat tersebut.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara Kamis malam di pertemuan musim semi IMF-Bank Dunia di Washington. Komentarnya akan dipelajari dengan hati-hati dengan pertemuan Fed pada awal Mei di garis depan, di tengah ekspektasi bahwa bank sentral akan menaikkan lebih agresif daripada pergerakan seperempat poin persentase yang diumumkan pada pertemuan Maret.

Wakil Presiden Luis de Guindos bergabung dengan paduan suara yang berkembang dari pejabat Bank Sentral Eropa yang mengakui kemungkinan kenaikan suku bunga pada awal Juli dengan inflasi mencapai level rekor di Uni Eropa.

Perlambatan berkepanjangan di China akan memiliki dampak global yang substansial, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan pada hari Kamis, beberapa hari setelah organisasi tersebut memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk China tahun ini menjadi 4,4%, jauh di bawah target Beijing sekitar 5,5%.

Dari sisi domestik, dengan berlanjutnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, berdampak pada pelemahan transaksi perdagangan, kenaikan harga komoditas, dan ketidakpastian pasar keuangan global di tengah penyebaran Covid-19 yang menurun. Pertumbuhan ekonomi berbagai negara, seperti Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan India diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya dan pemeringkat internasional baik OECB, Bank Dunia maupun IMF Kembali merevisi pertumbuhan ekonomi global. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement