Faktor peningkatan produksi pada kuartal III-2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya penambahan jumlah unit tambang darat, pembukaan lokasi baru, jumlah kapal isap produksi dan ponton isap produksi yang beroperasi, sehingga secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi perseroan.
Di sisi lain, harga pokok pendapatan naik sebesar 4,5 persen dari Rp5,79 triliun selama Januari-September 2023 menjadi Rp6,05 triliun di sembilan bulan ini. Sehingga perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp1,42 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,08 triliun atau 194 persen dari tahun sebelumnya.
Nilai aset perseroan hingga kuartal III ini turun 0,3 persen menjadi Rp12,82 triliun dari Rp12,85 triliun pada posisi aset akhir 2023. Sementara, posisi liabilitas turun 14,8 persen sebesar Rp5,63 triliun, dibandingkan posisi akhir 2023 sebesar Rp6,61 triliun karena berkurangnya interest bearing debt (IBD).
Total ekuitas sebesar Rp7,18 triliun, naik 15,1 persen dibandingkan posisi akhir 2023 sebesar Rp6,24 triliun.
Dalam meningkatkan kinerja keuangan, perseroan melakukan reprofiling pinjaman dan refinancing pinjaman jangka panjang dengan suku bunga yang lebih kompetitif, serta telah menurunkan Interest Bearing Debt sebesar Rp1,4 triliun dari Rp3,5 triliun di akhir 2023 menjadi Rp2,1 triliun di September 2024.