Kontributor utama atas capaian pendapatan tersebut berasal dari iklan non digital, yaitu sebesar 23,3 persen dari total pendapatan konsolidasian.
Selain itu, bisnis pertambangan menjadi kontributor kedua terbesar, dengan porsi kontribusi sebesar 15 persen.
Selanjutnya, bisnis TV berbayar dan broadband menyumbang 14,8 persen, iklan digital sebesar 14 persen, konten dan IP sebesar 9,9 persen, jasa keuangan non digital tujuh persen dan bisnis bank sebesar 6,9 persen.
Selain itu juga ada pendapatan lain-lain sebesar 5,2 persen, subscription 2,3 persen, dan jasa keuangan digital 1,6 persen.
EBITDA Perseroan menguat 4,3 persen secara tahunan, dari Rp6,42 triliun menjadi Rp6,696 triliun pada 2022 lalu, dengan laba bersih meningkat 5,7 persen menjadi Rp2,682 triliun, dari Rp2,537 triliun pada 2021 lalu.