Arief melanjutkan, pihaknya menggabungkan cara-cara digital dengan fundamental keuangan yang kuat. Cara ini berhasil menjaga konsistensi pertumbuhan yang positif dan berkualitas.
"Ini semakin memperkuat keyakinan kami bahwa inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem digital merupakan model bisnis yang tepat buat Bank Jago," ujar Arief.
Dengan terjaganya pertumbuhan kredit yang berkualitas, ARTO sukses membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp50 miliar atau tumbuh 23 persen dari perolehan semester I-2023 yang sebesar Rp41 miliar.
Dengan berbagai pencapaian positif tersebut, total aset Bank Jago meningkat 29 persen menjadi Rp24,2 triliun dari posisi semester pertama tahun sebelumnya yang sebesar Rp18,9 triliun.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 50 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
"Sebagai bank berbasis teknologi (tech-based bank) Bank Jago tidak akan berhenti melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Kami percaya kombinasi kedua hal tersebut dengan manajemen risiko dan tata kelola yang baik, merupakan landasan yang kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih tinggi lagi," ujar Arief.
(Taufan Sukma)