sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Diversifikasi Saham Penting untuk Tekan Risiko Investasi, Ini Tipsnya

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
09/01/2022 20:35 WIB
Semakin beragam saham perusahaan di dalam portofolio, semakin rendah risiko investasi.
Semakin beragam saham perusahaan di dalam portofolio, semakin rendah risiko investasi. (Foto: MNC Media)
Semakin beragam saham perusahaan di dalam portofolio, semakin rendah risiko investasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Diversifikasi merupakan kata populer dalam dunia investasi, yang berarti menempatkan dana ke sejumlah instrumen investasi yang berbeda karakteristik. Strategi ini merupakan langkah jitu untuk meminimalisir kerugian serta memaksimalkan keuntungan bagi investor.

Seorang investor terkemuka dunia Warren Buffet pernah berujar bahwa "Don’t put your eggs in one basket alias jangan simpan telur-telurmu dalam satu keranjang." Artinya, seorang investor harus memiliki beragam instrumen investasi atas dana investasi miliknya.

Dalam dunia pasar modal, diversifikasi portofolio aset merupakan metode untuk mengelola pembelian sejumlah aset ekuitas agar memberikan imbal hasil yang berimbang.

Langkah tersebut dilakukan dengan menyesuaikan karakteristik dan target investor masing-masing baik di saham, obligasi, juga bisa berupa alokasi dalam bentuk investasi sektor properti, emas, deposito, produk-produk derivatif atau instrumen lainnya.

"Dalam menyusun portofolio investasi, seorang investor sebaiknya melakukan diversifikasi. Atau memiliki lebih dari satu saham. Semakin beragam saham perusahaan di dalam portofolio, semakin rendah risiko investasi," demikian tulis media relasi Bursa Efek Indonesia (BEI) secara eksklusif kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (7/1/2022).

Melalui portofolio saham yang dikelola dengan baik, investor dapat memenuhi sasaran atau tujuan investasi dengan target masing -masing. Adapun langkah memecah pembelian saham ini adalah cara menghindari risiko investasi mengingat semakin beragam saham perusahaan di dalam portofolio, semakin rendah risiko investasi.

Diversifikasi Berdasarkan Bujet

Berapa jumlah ideal saham yang ada dalam portofolio investasi? Tidak ada ukuran yang pasti, tetapi indikatornya adalah semakin banyak dan terdiversifikasi, maka semakin baik.

Ada indeks saham yang menghitung pergerakan saham-saham dengan likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar yang besar, dan didukung fundamental yang baik seperti indeks LQ45, Investor 33, IDX-30, dan sebagainya. Ada pula indeks saham yang berisi 20 saham pemberi dividen terbesar (IDX High Dividen 20).

Komposisi saham yang masuk dalam perhitungan indeks-indeks saham ini bisa dijadikan rujukan untuk memilih saham yang akan diinvestasikan. Namun, investor dapat mengisi portofolio sesuai dana investasi yang disiapkan, mengingat semakin banyak saham yang dibeli tentunya semakin besar modal yang harus disiapkan seorang investor.


Hitung Return dan Jangka Waktu

Secara garis besar, tujuan penyusunan portofolio dilakukan dengan menghitung potensi return dan jangka waktu yang disiapkan investor dalam merealisasikan tujuannya. Jika investor hanya menaruh dana investasinya di satu saham misalnya, maka potensi risiko terhadap dana investasi tersebut akan tinggi.

Karena jika satu saham yang dimilikinya tersebut mengalami penurunan harga maka semua dana yang dimilikinya akan berkurang. Namun, jika dana tersebut dibelikan sejumlah saham atau dibentuk portofolio, maka kemungkinan tidak semua saham dalam portofolio miliknya mengalami penurunan harga.

Pembentukan portofolio diawali dengan mengidentifikasi saham-saham mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Sehingga akan terbentuk suatu portofolio yang optimum, yaitu portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak saham yang tercatat di BEI.

Kenali Profil Risiko Investor

Per 5 Januari 2022, terdapat sebanyak 767 saham tercatat yang berasal dari sektor usaha yang berbeda-beda. Apabila pembelian dilakukan di sejumlah sektor, maka jika ada salah satu sektor yang tengah tidak baik kondisinya, misalnya akibat situasi ekonomi atau faktor lain, tidak semua dana investasi milik investor ikut anjlok.

Investor dapat memilih jenis sektor yang yang sesuai dengan preferensinya, terutama dilihat dari tingkat return maupun terhadap risiko yang dapat ditanggungnya.

Bagi investor, mengetahui profil risiko masing-masing investor dan jangka waktu investasi merupakan hal yang penting. Sejumlah konsultan finansial atau dealer di sejumlah perusahaan sekuritas juga bisa menjadi rujukan investor dalam menilai profil risiko. (TIA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement