sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dolar AS Masih Lesu Tertekan Prospek Suku Bunga The Fed

Market news editor Nia Deviyana
12/12/2025 10:24 WIB
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama berada di level 98,34, menuju penurunan mingguan 0,7 persen.
Dolar AS Masih Lesu Tertekan Prospek Suku Bunga The Fed. Foto: AP.
Dolar AS Masih Lesu Tertekan Prospek Suku Bunga The Fed. Foto: AP.

IDXChannel - Dolar Amerika Serikat (AS) menuju penurunan mingguan ketiganya pada Jumat (12/12/2025), tertekan prospek pemangkasan suku bunga tahun depan setelah Federal Reserve (The Fed) menepis taruhan pasar yang lebih hawkish.

Melansir Investing, indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama berada di level 98,34, menuju penurunan mingguan 0,7 persen. Indeks tersebut telah turun lebih dari 9 persen sepanjang tahun ini, menuju penurunan tahunan terdalam sejak 2017.

Euro stabil di USD1,1741 pada awal sesi Asia setelah naik 0,37 persen pada sesi sebelumnya. Sementara poundsterling menguat tipis ke USD1,33955. 

Keduanya berada di jalur kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, berkebalikan dengan dolar terus berada di bawah tekanan.

Yen Jepang memanfaatkan pelemahan dolar, dengan mencatat kenaikan kecil pekan ini. Yen diperdagangkan di 155,61 per dolar menjelang pertemuan Bank of Japan minggu depan, di mana pasar secara luas memperkirakan kenaikan suku bunga.

Dolar Australia stabil di USD0,6667, sementara dolar Selandia Baru naik 0,14 persen ke USD0,5815.

The Fed memangkas suku bunga sesuai ekspektasi pekan ini. Namun, komentar Ketua Fed Jerome Powell dan pernyataan resminya dipandang investor kurang hawkish dan memperkuat momentum tekanan jual terhadap dolar.

Investor kini menghadapi ketidakpastian terkait arah kebijakan moneter AS tahun depan, menyusul tren inflasi dan kekuatan pasar tenaga kerja masih belum jelas. Para trader memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga pada 2026, berbeda dengan pembuat kebijakan yang memperkirakan hanya satu kali pemangkasan tahun depan dan satu lagi pada 2027.

Pasar juga menyoroti pertanyaan mengenai siapa yang akan menjadi Ketua The Fed berikutnya, dan bagaimana hal tersebut akan memengaruhi kekhawatiran yang meningkat tentang independensi bank sentral di bawah Trump.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement