sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dolar Berbalik Tertekan Usai Pernyataan Dovish The Fed

Market news editor Nia Deviyana
24/06/2025 08:23 WIB
Selain itu, penguatan pasar saham pada Senin menurunkan permintaan likuiditas terhadap dolar. 
Dolar Berbalik Tertekan Usai Pernyataan Dovish The Fed. Foto: Freepik.
Dolar Berbalik Tertekan Usai Pernyataan Dovish The Fed. Foto: Freepik.

Sementara itu, Presiden The Fed Chicago Goolsbee menyatakan bahwa The Fed dapat kembali memangkas suku bunga jika dampak inflasi dari tarif perdagangan tetap rendah.

Kurs Euro terhadap dolar AS pada Senin waktu setempat naik 0,42 persen.

Euro pulih dari pelemahan awal dan menguat setelah dolar AS melemah karena komentar dovish dari The Fed. Euro sempat tertekan pada awal sesi akibat data Purchasing Managers' Index (PMI) Zona Euro pada Juni yang lebih lemah dari perkiraan. 

Selain itu, komentar dovish dari anggota Dewan Pemerintahan ECB, Mario Centeno, yang menyebutkan bahwa ekonomi Zona Euro membutuhkan stimulus tambahan, turut membebani euro.

PMI manufaktur Zona Euro bulan Juni versi S&P tetap di level 49,4, lebih rendah dari ekspektasi kenaikan ke 49,7. Sementara PMI komposit Zona Euro tetap di 50,2, juga di bawah perkiraan kenaikan ke 50,4.


Yen Jepang terhadap dolar AS pada Senin naik 0,07 persen. Yen Jepang sempat melemah ke level terendah dalam satu bulan lebih terhadap dolar AS didorong kekhawatiran lonjakan harga energi akibat eskalasi konflik di Timur Tengah.

Yen juga tertekan setelah pemerintah Jepang membantah laporan Financial Times, yang menyebut AS meminta Jepang meningkatkan belanja pertahanannya menjadi 3,5 persen dari PDB.

Namun, yen pulih dari sebagian besar kerugiannya setelah imbal hasil obligasi Treasury AS turun tajam pasca komentar dovish dari The Fed. 

Yen juga didukung oleh data ekonomi Jepang yang positif pada Senin, di mana PMI manufaktur Jepang versi Jibun Bank untuk Juni mencatat ekspansi tercepat dalam 13 bulan. 

Selain itu, keputusan Kementerian Keuangan Jepang untuk mengurangi volume penjualan obligasi jangka panjang juga mendukung yen.

PMI manufaktur Jepang versi Jibun Bank pada Juni naik 1,0 poin menjadi 50,4, tertinggi dalam 13 bulan.

Kementerian Keuangan Jepang menyatakan akan mengurangi volume penjualan obligasi tenor 20, 30, dan 40 tahun sebesar total 3,2 triliun yen (sekitar USD21,7 miliar) mulai Juli hingga akhir Maret 2026.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement