Sedangkan tiga mata uang lainnya cenderung merosot versus Dolar yakni Yuan China turun -0,02 persen, Dolar Hong Kong menurun -0,02 persen, dan Dolar Australia terpuruk -0,25%.
Pelemahan Dolar AS di Asia sebagian besar didorong oleh sentimen jelang rilis sejumlah data ekonomi di China dan Amerika Serikat.
Data perdagangan China yang dirilis pada hari Minggu (7/11) menunjukkan bahwa ekspor tumbuh 27,1% yoy pada Oktober 2021. Impor tumbuh 20,6% yoy dan neraca perdagangan mencapai USD84,54 miliar.
Sementara itu, Bank of Japan sedang memantau perlunya kebijakan moneter ultra-mudah karena inflasi hanya meningkat moderat dan pertumbuhan upah tetap lemah, katanya pada hari Senin (6/11).
"Kami menduga bahwa pembahasan kenaikan suku bunga akan mereda untuk sementara waktu. Sejumlah bank sentral bakal menjadi perhatian ke depan, mencegah investor dari kebijakan penetapan harga yang bergerak terlalu jauh sebelumnya," kata Analis Steve Englander dan John Davies dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Selasa (9/11/2021). (TYO)