Penurunan margin laba ini terjadi lantaran ULTJ cukup agresif memberikan diskon produk. Strategi tersebut dilakukan demi menaikkan penjualan sekaligus untuk mempertahankan pangsa pasar (market share).
Hingga September 2024, produk UHT ULTJ masih memimpin pasar dengan porsi 36 persen. Kemudian diikuti Frisian Flag (16 persen), Indomilk (12 persen), Milku (10 persen), dan Cimory (8 persen).
"Perseroan tetap fokus dalam pengembangan pemenuhan pasar susu cair dengan teknologi UHT dan aseptic packaging karena merupakan teknologi mutakhir yang memberikan kualitas susu yang terbaik," tuturnya.
Dari pasar teh kemasan, Teh Kotak ULTJ kokoh di puncak dengan porsi 62 persen. Posisi kedua ada Teh Botol dengan pangsa 31 persen. Sementara 7 persen pasar sisanya diperebutkan berbagai kompetitor.
Untuk 2024, perseroan membidik pertumbuhan penjualan 7-10 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp8,3 triliun. Pada 2025, ULTJ menargetkan pertumbuhan dua digit, baik dari sisi penjualan maupun laba bersih.