Hingga kuartal III-2025, DLTA membukukan penjualan bersih sebesar 484,2 miliar, naik tipis 0,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp482,7 miliar.
Di Indonesia, penjualan bir diakui perseroan sangat tergantung oleh regulasi, baik di tingkat pusat maupun daerah. Bahkan, faktor ini mendominasi dan berpengaruh pada distribusi, konsumsi, dan penjualan minuman bir.
"Faktor daya beli juga memengaruhi terutama untuk segmen-segmen menengah ke bawah di mana segmen itu masih berkontribusi cukup besar untuk pasar bir di Indonesia," ujarnya.
Untuk belanja modal, perseroan menganggarkan sekitar Rp63,9 miliar. Dari pagu tersebut, yang terealisasi baru 23 persen atau Rp20,3 miliar. "Diperkirakan sampai dengan akhir tahun akan mencapai realisasi 70-75 persen, terutama untuk operation impovement dan replacement perangkat mesin pabrik dan IT related," ujarnya.
(Rahmat Fiansyah)