Dia mengungkapkan, pengguna terbesar ECGO saat ini adalah pengemudi ojol. Dengan hanya membayar Rp39 ribu per hari, pengemudi dapat memakai motor ECGO tanpa batas jarak.
Hal ini jauh lebih efisien dari motor bensin yang biasanya menghabiskan Rp50-Rp60 ribu per hari. Dia memperkirakan, penghematan yang dilakukan dengan menggunakan motor listrik bisa mencapai Rp1,2 juta per bulan.
Oleh karena itu, kata William, KRYA berencana mendorong kapasitas produksi untuk memenuhi target penjualan 55 ribu unit motor pada 2026. Dalam lima tahun ke depan, KRYA juga menargetkan ECGO bisa menjual 1 juta unit motor listrik.
Menurut William, industri kendaraan listrik (electric vehicle atau EV) terus menggeliat imbas dukungan pemerintah Indonesia terhadap sektor ini sejak 2019. Langkah KRYA mengakuisisi 51 persen saham ECGO juga sangat strategis mengingat ECGO telah beroperasi dan membangun ekosistem motor listrik selama tujuh tahun terakhir.
ECGO, kata dia, membangun platform pengembangan kendaraan, manajemen baterai dan penukaran baterai, rantai pasok global, hingga layanan purna jual yang solid.