Menurut Irianto, pabrikan otomotif asal China wajib memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen dalam dua tahun ke depan. Oleh karena itu, mereka membutuhkan mitra untuk memproduksi mobil di Indonesia.
"Dan peluang ini sangat baik untuk DRMA. Kami optimis bahwa perseroan dapat terus tumbuh," ujar Irianto.
Hingga kuartal III-2024, kinerja keuangan emiten milik taipan TP Rachmat itu tertekan di mana tingkat pendapatan perseroan turun sebesar 5 persen. Menurut Irianto, hal ini tidak terlepas dari angka penjualan roda empat yang tahun ini diprediksi hanya menyentuh 850 ribu unit saja.
"Target revenue kami hingga akhir tahun paling tidak masih sama dengan tahun lalu. Untuk laba bersih, kami memiliki target minimal bisa sama dengan tahun lalu," katanya.
Untuk 2025, Irianto yakin pendapatan dan laba DRMA tetap tumbuh positif dengan proyeksi pertumbuhan penjualan roda empat tahun depan 5-10 persen dan roda dua 3-5 persen.