Selanjutnya adalah pembiayaan alat berat dan mesin dengan porsi 12,7%, kemudian pembiayaan kendaraan roda dua sebesar 11,3%, pembiayaan bersertifikat rumah dan ruko sebanyak 2,8%, serta pembiayaan syariah dan lainnya 5,0%.
Soedjono mengungkapkan bahwa hingga September 2022, penyaluran pembiayaan baru (booking) mencapai Rp13,7 triliun atau tumbuh 48,3% yoy. Kondisi ini tak terlepas dari aktivitas ekonomi masyarakat yang mulai bergeliat dan semakin aktif.
Selain itu, sektor riil yang kembali aktif bergerak serta pemerintah yang mampu menjaga kestabilan politik dan ekonomi membuat atmosfer konsumsi masyarakat masih tumbuh. “Hal itu mendorong pertumbuhan kinerja yang signifikan dibandingkan kondisi tahun lalu,” jelasnya.
(FRI)