Lanjut Ibrahim, kinerja ekspor Oktober 2022 mencapai USD24,8 miliar, meningkat 12,30 persen (YoY), 30,97 persen (YtD), dan 0,13 persen (MtM). Pada saat yang sama, kinerja impor tercatat USD19,1 miliar, tumbuh 17,44 persen (YoY) dan 27,72 persen (YtD), namun menurun 3,4 persen (MtM).
Dengan demikian, Indonesia membukukan neraca perdagangan surplus USD5,7 miliar pada Okrober 2022. Tren surplus terus berlanjut hingga memasuki bulan ke-30.
Surplus dari neraca perdagangan ini telah mencapai kumulatif USD45,5 miliar, terhitung sejak Januari hingga Oktober 2022. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya USD30,9 miliar.
"Dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, akan membawa aliran dana asing kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri, sehingga akan berdampak terhadap penguatan nilai mata uang rupiah," kata Ibrahim.
Di samping itu, Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan pekan depan, Senin (28/11) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp 15.650-Rp 15.700.
(FAY)