"Dengan dilakukannya pengembangan tersebut, perseroan akan mendapat potensi peningkatan pendapatan maupun laba dari hasil penjualan perumahan tersebut," kata Wang.
Integra sebelumnya telah melakukan studi kelayakan atas bisnis properti. Lahan yang dimanfaatkan untuk kerja sama itu mencapai 40 hektare (ha) di mana 30 ha merupakan milik perseroan dan 10 ha milik anak usaha.
Perseroan memperkirakan kebutuhan modal kerja untuk pengembangan perumahan ini sekitar Rp80 miliar. Dengan asumsi internal rate of return (IRR) 16,6 persen, bisnis properti ini diprediksi balik modal (breakeven) setelah 5 tahun 8 bulan.
Hingga kuartal III-2024, WOOD membukukan pendapatan Rp2,1 triliun. Meski lebih baik dari 2023, kinerja WOOD hingga saat ini belum mencapai level terbaiknya sejak 2021 di mana saat itu perseroan meraup pendapatan Rp5,4 triliun.
Lesunya permintaan mebel di negara tujuan ekspor, Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab utama tertekannya kinerja WOOD.
(Rahmat Fiansyah)