IDXChannel - PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) USD315 juta atau setara Rp5,13 triliun (kurs Rp16.300 per USD) pada 2025.
Dari jumlah tersebut, sebanyak USD300 juta digunakan untuk pengembangan proyek unit usaha nikel existing dan sisanya USD15 juta untuk pemeliharaan unit usaha batu bara.
Berdasarkan materi public expose yang dipublikasikan Kamis (22/5/2025), perseroan telah merealisasikan belanja modal sebesar USD206,8 juta hingga kuartal I-2025. Di mana sekitar USD205 juta untuk pengembangan unit usaha nikel dan sisanya untuk operasi pertambangan, logistik dan lain-lain.
Melalui alokasi capex tersebut, perseroan menargetkan produksi nickel pig iron dan high grade nickel matte sekitar 71.000–75.000 ton selama 2025 dengan target produksi bijih nikel berkisar 1,8–2,5 juta wmt. Sementara itu, target produksi batu bara selama 2025 berkisar 5–5,5 juta ton.
Hingga Maret 2025, volume penjualan batu bara mencapai 1,4 juta ton atau sesuai target perseroan meski turun 10 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) seiring melemahnya harga batu bara global.
Namun, penjualan nikel tercatat naik 75 persen dengan adanya optimalisasi smelter Westrong Metal Industry (WMI), yang mulai dikonsolidasikan sejak Maret 2024. Harga rata-rata penjualan nikel naik 2 persen, meskipun London Metal Exchange (LME) turun 6 persen.
Adapun pendapatan konsolidasi naik 12 persen yoy menjadi USD298,9 juta Ini didorong oleh kontribusi nikel yang meningkat menjadi 58 persen dari total pendapatan konsolidasian Perseroan
Alhasil, laba bersih kuartal I-2025 tercatat USD7,3 juta, termasuk penyesuaian termasuk kerugian non-kas sebesar USD13,7 juta terkait dengan penjualan saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) pada Maret 2025.
(DESI ANGRIANI)