sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Emas Moncer di Tengah Krisis Perbankan AS, Ini Analisisnya

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
21/03/2023 15:00 WIB
Dua pekan terakhir, instrument investasi safe haven tradisional, logam mulia emas mengalami kenaikan harga cukup signifikan.
Emas Moncer di Tengah Krisis Perbankan AS, Ini Analisisnya. (Foto: MNC Media)
Emas Moncer di Tengah Krisis Perbankan AS, Ini Analisisnya. (Foto: MNC Media)

Ketiga, perpanjangan kredit lainnya senilai USD143 miliar. The Fed meminjamkan uang ke FDIC akibat krisis perbankan AS. FDIC perlu meminjam uang tunai untuk membayar deposan Sillicon Valley Bank (SVB). Uang ini akan kembali saat The Fed menjual portofolio aset SVB.

Aksi likuiditas ini yang melemahkan pengetatan moneter atau Quantitative Tightening (QT) atau pengetatan kuantitatif selama setahun terakhir yang telah dilakukan The Fed.

QT mengacu pada kebijakan moneter yang menekan atau mengurangi, neraca Federal Reserve System. Proses ini juga dikenal sebagai normalisasi neraca.

Dengan kata lain, The Fed atau bank sentral mana pun menyusutkan cadangan moneternya dengan menjual Treasury (obligasi pemerintah) atau membiarkannya jatuh tempo dan mengeluarkannya dari saldo kasnya (balance sheet). Langkah ini dapat menghilangkan likuiditas, atau uang, dari pasar keuangan.

Diketahui, balance sheet The Fed menurun selama 10 bulan terakhir karena adanya QT. Namun, rilis terbaru menunjukkan perbaikan sekitar USD300 miliar neraca The Fed dibandingkan dengan minggu sebelumnya. (Lihat grafik di bawah ini.)

Melansir Invesiting.com, krisis bank yang sedang terjadi membuat pasar sebagian besar meninjau kembali ekspektasi mereka apakah bank sentral akan mengetatkan kebijakan lebih lanjut.

Mengingat, kenaikan suku bunga yang besar memberikan banyak tekanan pada sistem perbankan. Minoritas trader juga disebut memperkirakan the Fed akan mempertahankan suku bunga.

Di sisi lain, ekspektasi bahwa The Fed akan kekurangan ruang ekonomi untuk terus menaikkan suku bunga dapat menekan performa dolar dan membuat mata uang emerging market lebih kuat. Sementara ketidakpastian soal The Fed juga membebani dolar selama seminggu terakhir, yang selanjutnya menguntungkan harga logam.

“Emas dan logam mulia lainnya akan mendapatkan keuntungan dari The Fed yang tidak terlalu hawkish. Pasalnya kenaikan suku bunga akan meningkatkan biaya peluang untuk membeli aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil,” kata analis Investing.com, dikutip Selasa (21/3). (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement