Namun, yang menarik dari kenaikan harga emas saat ini adalah bahwa hal itu terjadi meskipun dolar AS sedang menguat dan imbal hasil obligasi jangka panjang meningkat, meskipun The Fed baru-baru ini menurunkan suku bunga secara signifikan.
"Jika tren kenaikan imbal hasil dan dolar berlanjut, prospek emas mungkin melemah dalam jangka pendek," ujar Razaqzada.
Meskipun, dia mengakui, "belum ada tanda-tanda yang menunjukkan hal tersebut."
Analis di 22V Research Jeff Jacobson menyatakan, fakta emas terus meningkat meskipun imbal hasil dan dolar naik adalah sangat bullish dan mengesankan.
Ia menjelaskan, perusahaannya tetap sangat optimis terhadap emas.
"Emas masih memiliki ruang yang cukup besar untuk melanjutkan kenaikan," tuturnya.
Namun, ada risiko bahwa para investor emas mungkin mulai terlalu bersemangat.
Analis Senior di SentimenTrader Jay Kaeppel memperingatkan, meski tren emas masih menunjukkan banyak sinyal positif, ada potensi emas mengalami lonjakan harga yang tak terkendali seperti di akhir 1970-an dan awal 1980-an, yang bisa menjadi gelembung yang akhirnya pecah.