Jika dihitung dengan kurs Jisdor Bank Indonesia per 13 Desember 2024 sebesar Rp15.987 per USD, maka nilai pinjaman USD125 juta tersebut setara Rp1,99 triliun.
Fasilitas perbankan tersebut, diakui Jenny, akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan kegiatan operasional bagi perseroan dan anak perusahaannya.
"Fasilitas ini dijamin oleh jaminan perusahaan yang diberikan oleh PT Bara Tabang, yang merupakan anak usaha perseroan," kata dia.
Dampak dari perolehan pinjaman ini, adalah perseroan memiliki kesempatan lebih baik untuk meningkatkan alokasi dana dalam rangka membiayai kegiatan operasional perseroan dan anak usahanya.
Sampai dengan pukul 11.26 WIB, saham BYAN bergerak stagnan di Rp20.475 pada perdagangan Selasa ini.
(Fiki Ariyanti)