Dalam riset tertanggal 19 Mei 2025, CGS International mencatat, meskipun investor memahami pola musiman, mereka tetap mencari katalis positif yang dapat memperbaiki likuiditas simpanan mulai kuartal II-2025 hingga kuartal IV-2025.
Menurut CGS, potensi perbaikan bisa datang dari jatuh tempo Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dalam beberapa bulan ke depan, serta percepatan realisasi belanja pemerintah. Keduanya diperkirakan dapat membantu menekan biaya dana perbankan.
Namun demikian, kekhawatiran pasar tidak hanya terbatas pada NIM. Kualitas aset dan pertumbuhan kredit juga menjadi perhatian, terutama dengan latar belakang daya beli domestik yang melemah. Meski begitu, CGS percaya bank-bank masih dapat mencapai target yang telah ditetapkan untuk kedua indikator tersebut.
Di sisi lain, CGS memperkirakan perbankan cenderung membentuk cadangan (provisi) secara konservatif sepanjang tahun ini. Hal ini membuat kemungkinan biaya kredit (credit cost) lebih rendah dari proyeksi menjadi kecil, berbeda dari tren beberapa tahun sebelumnya.
CGS menilai, perbaikan NIM akan menjadi katalis penting untuk re-rating sektor perbankan dalam jangka pendek. Sementara itu, penguatan dan stabilisasi nilai tukar rupiah dapat mendorong masuknya arus dana asing tambahan ke pasar saham Indonesia.