IDXChannel - Penyebaran wabah Covid-19 yang begitu cepat di Indonesia telah memberikan pengaruh yang besar bagi ekonomi Indonesia. Wabah ini juga ikut menggerus perekonomian global dan merembet hingga ke Indonesia. Selain berimbas kepada nilai tukar, Covid-19 juga berdampak kepada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang akhirnya terjun bebas.
Mengutip berbagai sumber, Sabtu (3/7/2021), nilai tukar rupiah masih berfluktuasi cenderung melemah, sementara pasar bursa pun meradang seiring laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi cukup dalam. Pertumbuhan ekonomi pun diperkirakan akan melambat drastis, terkikis oleh penjalaran dampak virus ke berbagai sektor di perekonomian.
Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu efek negatif yang harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Hal ini terjadi karena nilai tukar mata uang rupiah memiliki keterkaitan langsung dengan fundamental ekonomi lainnya.
Setidaknya terdapat beberapa kondisi fundamental ekonomi yang dipengaruhi nilai tukar rupiah secara langsung. Pertama, nilai tukar rupiah berkaitan erat dengan kondisi neraca perdagangan Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa neraca perdagangan Indonesia dalam dua tahun berturut-turut mengalami defisit yang cukup besar, yaitu USD8,57 miliar pada tahun 2018 dan USD3,2 miliar sepanjang tahun 2019.
Hal ini terjadi karena pertumbuhan ekspor yang lamban dibanding dengan pertumbuhan impornya. Dengan semakin lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS maka akan semakin memperlebar defisit neraca perdagangan dalam nilai riil mata uang rupiah.