"Dana hasil divestasi akan menambah likuiditas karena berkurangnya utang dan peningkatan dari sisi profitabilitas akibat berkurangnya beban keuangan," tulis manajemen.
PTPP menegaskan, pelepasan saham PPIN merupakan bagian dari strategi restrukturisasi untuk memfokuskan sumber daya pada lini usaha utama, yaitu konstruksi gedung, infrastruktur, serta engineering, procurement, and construction (EPC). Segmen-segmen tersebut saat ini menyumbang lebih dari 80 persen pendapatan perseroan.
Secara kinerja, hingga 30 Juni 2025, PPIN mencatat laba bersih sebesar Rp71,16 miliar, sedangkan laba bersih konsolidasian PTPP tercatat Rp51,27 miliar.
Dengan demikian, kontribusi laba PPIN terhadap laba bersih perseroan mencapai 138,82 persen, sehingga transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi material sesuai ketentuan POJK No.17/2020 karena nilainya melebihi 20 persen dari ekuitas perseroan.
Sebagai informasi, PPIN merupakan anak usaha PTPP yang didirikan pada awal 2016. Perusahaan ini berfokus pada pengelolaan aset dan investasi infrastruktur strategis, meliputi proyek sistem penyediaan air minum (SPAM), jaringan telekomunikasi (fiber optik), jalan tol, infrastruktur gas dan logistik, hingga pengembangan pelabuhan.
(DESI ANGRIANI)