Seperti analisis Kiwoom di muka, Henan Putihrai juga menilai, eksposur terhadap bank besar juga menambah kekhawatiran. JPMorgan, UBS, dan Jefferies diketahui memiliki pembiayaan sekunder terhadap pinjaman korporasi terkait First Brands dan Tricolor melalui sindikasi dan sekuritisasi. Polanya mengingatkan pasar pada krisis 2008.
Dampaknya langsung terasa di Asia. Saham perbankan dan asuransi di kawasan Asia Timur turun lebih dari 2 persen. Investor berbondong-bondong mengalihkan dana ke emas dan obligasi pemerintah AS. IMF turut memperingatkan risiko “koreksi global yang tidak tertib” di tengah tingginya utang dan valuasi yang rapuh.
Henan Putihrai Sekuritas menilai, situasi ini belum menjadi krisis keuangan penuh, namun cukup untuk mengguncang kepercayaan pasar global. Penurunan tajam di bursa Asia menunjukkan investor kembali ke mode defensif, menjaga likuiditas dan menghindari sektor keuangan sambil menanti sinyal stabilisasi dari The Fed.
IHSG Tergelincir
Dari pasar domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,57 persen ke 7.915,66 pada Jumat (17/10/). Kiwoom Sekuritas mencatat, indeks acuan tersebut keluar dari pola teknikal rising wedge yang menopang tren naik sejak April. Level support penting kini berada di kisaran 7.850–7.830 untuk mencegah tren turun baru.
Tekanan berasal dari meningkatnya “risk-off mode” global akibat gelombang gagal bayar korporasi di AS di atas. Harga emas yang melonjak ke atas USD4.300 per ons mencerminkan peralihan investor ke aset aman.