"Sehingga, pengelolaan emisi Scope 3 menjadi langkah penting bagi kami dalam mendorong dekarbonisasi secara menyeluruh," ujar Kimin.
Dengan mengintegrasikan pemahaman yang kuat terhadap sumber emisi hulu ke dalam inventarisasi gas rumah kaca, dikatakan Kimin, pihaknya bakal semakin mudah dalam menyesuaikan dengan standar keberlanjutan industri yang terkemuka dan skema sertifikasi internasional, serta terus menetapkan tolok ukur baru bagi industri baja yang memenuhi tuntutan keberlanjutan global.
"Investasi seperti ini menjadi salah satu alasan GRP bisa terus bersaing dengan pemain besar lainnya di industri baja," ujar Kimin.
Kimin memastikan bahwa sebagai salah satu pelopor produksi baja rendah karbon di Indonesia, pihaknya sangat peduli terhadap penerapan ESG.
"Kami juga sangat memahami bahwa para pelanggan juga mengharapkannya. Kerja sama ini akan membawa kami selangkah lebih dekat untuk mewujudkan komitmen tersebut," ujar Kimin.
Sementara, Chief Transformation Officer GGRP, Kelvin Fu, menyatakan bahwa di tengah kondisi rantai pasok yang semakin kompleks, transparansi dan kejelasan soal emisi serta target net zero dapat dipastikan bakal menjadi pembeda utama antara perusahaan yang memimpin dan yang tertinggal.