Dia menambahkan bahwa meskipun Indonesia memiliki banyak investor ritel, yang sebenarnya dapat mendorong kinerja pasar saham, kekuatan pasar sesungguhnya disebut ada pada investor institusi.
"Big is powerful. Dengan melibatkan konglomerat yang sudah teruji, harga saham yang telah terdaftar di pasar modal tidak hanya akan bertahan, tetapi juga dapat terus meningkat," kata dia.
Sementara itu, pengamat pasar modal Dipo Satria Ramli mengatakan, perusahaan menengah seringkali mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan yang cukup untuk berkembang.
Menurutnya, untuk memasuki pasar modal, perusahaan-perusahaan ini perlu memiliki daya tarik yang kuat bagi investor, yang bisa diperoleh dengan menggandeng perusahaan besar yang sudah berpengalaman.
"Dengan menggandeng konglomerat, perusahaan menengah tidak hanya mendapatkan akses modal, tetapi juga kepercayaan dari investor besar yang memiliki peran penting dalam menentukan arah pergerakan harga saham," kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)