Perwakilan Garuda Indonesia menolak memberikan komentar spesifik kepada Bloomberg soal rencana suntikan dana dari Danantara. Namun, perusahaan merujuk pada pernyataan bulan lalu yang menyebutkan, “Aksi korporasi ini sepenuhnya berada di tangan para pemegang saham dan pemangku kepentingan terkait.”
Sementara itu, perwakilan Danantara juga enggan memberikan komentar. Pertamina melalui keterangan resmi menyebutkan, “Kementerian BUMN sempat memiliki wacana untuk menggabungkan Pelita Air dan Citilink, tapi hingga kini belum ada perkembangan lebih lanjut,” merujuk pada maskapai kecil yang dimiliki Pertamina.
Garuda Indonesia, yang mayoritas sahamnya dikuasai negara, kembali mencatatkan kerugian bersih pada tahun lalu, setelah dua tahun sebelumnya berhasil mencetak laba berkat lonjakan perjalanan pasca pandemi Covid-19.
Kondisi keuangan yang masih rapuh ini membuat Garuda menunjuk Wamildan Tsani Panjaitan sebagai direktur utama baru pada November lalu. Ia kini tengah fokus memperbaiki neraca keuangan dan memperluas jaringan internasional.
Per Desember 2024, Garuda memiliki utang sekitar USD1,4 miliar yang melebihi total asetnya.