Pada Juli 2019 lalu, mantan Komisaris Independen Krakatau Steel Roy Maningkas mencatat permasalahan tersebut sudah disampaikan oleh Dewan Komisaris kepada Kementerian BUMN untuk di ambil jalan keluarnya.
upaya lain adalah negosiasi ulang dengan produsen baja asal Korea Selatan, Pohang Steel and Iron Company (Posco) ihwal kerja sama dengan KRAS. Sebelumnya, Posco berencana berinvestasi senilai USD 3,7 miliar.
Investasi tersebut dibagi menjadi dua tahap, yakni USD 700 juta untuk memproduksi turunan hot rolled coil (HRC). Sisanya, senilai USD 3 miliar digunakan untuk menambah fasilitas produksi baja di industri hulu.
"Salah satunya negosiasi ulang, karena kan selama ini Krakatau Steel kerja sama dengan Posco, jadi Posco mayoritas kita minoritas. Kita coba untuk 50-50, belum ada jawaban dari Posco, belum ada jawaban masih tahap negosiasi," kata dia.
Kementerian BUMN juga tengah mendorong agar investasi dari Indonesia Investment Authority alias INA atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) ke KRAS. (TYO)