Para investor kini khawatir bahwa kekerasan lebih lanjut dapat memicu ketidakstabilan politik dan ketidakstabilan pasar, meskipun para analis berpendapat bahwa serangan tersebut meningkatkan peluang Trump untuk merebut kembali Gedung Putih pada November mendatang.
Di China, selain pertumbuhan ekonomi yang lemah, Bank Rakyat China (PBoC) dilaporkan kembali meluncurkan total CNY100 miliar melalui fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) satu tahun kepada lembaga-lembaga keuangan sambil mempertahankan suku bunga pada 2,50 persen seperti yang diharapkan pasar, di tengah upaya bank sentral untuk menstabilkan yuan.
Pelemahan mata uang tetap menjadi kendala utama yang membatasi upaya pelonggaran moneter Beijing, karena hal ini dapat semakin memperlebar kesenjangan imbal hasil (yield gap) dengan negara-negara besar lainnya.
Dengan pinjaman MLF senilai CNY103 miliar yang akan berakhir bulan ini, bank sentral menguras uang tunai bersih sebesar CNY3 miliar dari sistem perbankan.
PBoC juga menyuntikkan CNY129 miliar melalui operasi pembelian kembali tujuh hari dan mempertahankan suku bunga tujuh hari stabil di 1,8 persen. (ADF)