Meskipun terjadi perlambatan secara umum, harga tembaga diperkirakan akan menunjukkan lebih banyak volatilitas pada tahun 2024. Pasar tembaga mengalami masalah kelebihan kapasitas.
Namun, peningkatan investasi pada proyek energi ramah lingkungan dan perluasan sektor energi terbarukan di China dapat melampaui pertumbuhan pasokan. Hal ini dapat menyebabkan volatilitas harga tembaga yang lebih tinggi pada paruh kedua tahun 2024.
Iron Ore
Harga kargo bijih besi dengan kandungan bijih besi 63,5 persen untuk pengiriman di Tianjin turun menjadi USD110 per ton, terendah dalam hampir tujuh bulan karena lemahnya permintaan di China, sebagai konsumen utama.
Perlambatan permintaan menyebabkan pendekatan hati-hati di kalangan produsen baja, yang ragu-ragu untuk mengisi kembali persediaan karena lambatnya produksi kembali.
Stok baja juga dilaporkan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, mencerminkan lemahnya permintaan hilir.
Selain itu, Kongres Rakyat Nasional di China baru-baru ini gagal memberikan dukungan signifikan terhadap pasar properti, dan lambatnya sektor konstruksi China yang semakin mengurangi permintaan baja.
Perak
Harga perak naik menjadi USD24,7 per ons pada pertengahan Maret, tertinggi sejak awal Desember, dan mengikuti kenaikan logam mulia lainnya.
Kenaikan perak terdukung sentimen meningkatnya prospek bahwa bank sentral akan segera mulai memangkas suku bunga.
Baik The Fed maupun ECB diperkirakan akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya pada bulan Juni, sementara Bank of England kemungkinan akan melakukan penurunan suku bunga pertamanya pada bulan Agustus.
Di sisi lain, Bank of Japan diperkirakan akan segera mulai menaikkan biaya pinjaman.
Baja
Harga baja berjangka juga turun hingga CNY 3.500 per ton, mencapai titik terendah sejak 1 Juni, di tengah kekhawatiran melemahnya permintaan di China.
Data perdagangan terkini mengungkapkan bahwa impor baja ke negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia pada Januari-Februari 2024 berjumlah 1,13 juta ton, turun 8,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Kondisi ini terus membebani harga baja.
Harga rata-rata impor dalam dua bulan ini turun sebesar 5,3 persen yoy ditetapkan pada USD1651 per ton.
Sebaliknya, produsen baja China mengalami lonjakan impor bijih besi sebesar 8,1 persen yoy, karena mereka secara aktif melakukan persediaan kembali untuk memenuhi kebutuhan produksi selama dan setelah liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu.
Batu Bara
Batubara berjangka Newcastle melonjak melewati USD130 per ton, tertinggi dalam lebih dari satu bulan.
Data terakhir menunjukkan bahwa impor batu bara termal melalui laut di Asia turun menjadi 77,65 juta metrik ton pada bulan Januari, turun 5 persen dari rekor tertinggi pada bulan Desember.
Meskipun terjadi penurunan impor China dari bulan sebelumnya, impor tersebut masih 34 persen lebih tinggi dibandingkan bulan Januari 2023.
Hal ini dipicu oleh peningkatan permintaan pembangkit listrik tenaga panas karena penurunan produksi pembangkit listrik tenaga air dan keunggulan biaya dibandingkan batubara dalam negeri.
India juga mengalami penurunan impor selama tiga bulan berturut-turut namun mengalami kenaikan sebesar 27,2 persen dibandingkan Januari 2023.
Sementara itu, Jepang dan Korea Selatan menunjukkan permintaan yang kuat terhadap batubara termal.
Ke depan, India diperkirakan akan mengalami penurunan impor batu bara termal untuk pertama kalinya sejak pandemi ini, didorong oleh peningkatan produksi dalam negeri dan tingginya persediaan. Perkiraan menunjukkan penurunan impor sebesar 3-6 persen.
Minyak Mentah
Minyak mentah berjangka WTI dan Brent naik masing-masing USD79,75 per barel dan USD84,14 per barel pada perdagangan hari ini, Kamis (14/3) melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya.
Harga terbaru minyak mentah ini masih belum melampaui proyeksi di mana Brent di kisaran harga USD88 per barel dan WTI di kisaran USD85 per barel.
Kenaikan harga minyak karena penurunan mengejutkan persediaan minyak mentah AS dan menandakan permintaan yang kuat dari konsumen minyak terbesar dunia tersebut.
Data EIA menunjukkan stok minyak mentah AS turun 1,536 juta barel pada pekan lalu, melampaui ekspektasi kenaikan 1,338 juta barel.
Ini merupakan penurunan pertama dalam tujuh minggu, membenarkan data industri yang dilaporkan pada hari Selasa oleh API. Selain itu, laporan tersebut menyoroti penurunan di pusat Cushing di Oklahoma, bersamaan dengan berkurangnya stok bensin.
Harga minyak juga didukung oleh serangan drone Ukraina terhadap kilang Rusia yang merusak pabrik, serta risiko geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan perpanjangan pengurangan pasokan dari OPEC+. (ADF)