IDXChannel - Beberapa sektor menunjukkan geliat saham di awal Maret 2023. Sektor energi menjadi salah satu sektor yang menarik untuk dilihat pergerakannya.
Dalam live Instagram bersama IDX Channel, ditulis Jumat (3/3/2023), Analis Teknikal PT Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora mengungkapkan, harga-harga batu bara terus tertekan dari USD400 per metrik ton menjadi USD200 per metrik ton.
Emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi salah satu yang menarik untuk dilihat. Ada peluang kenaikan harga bagi ADRO yang telah rebound dari level 2.710.
Andika memproyeksikan, ADRO bisa menguat lagi ke harga 3.200.
”Saham-saham batu bara ada di corrective wave, tetapi di wave B, sehingga berpeluang untuk rebound kembali dalam jangka pendek hingga menengah,” tutur Andhika.
Untuk jangka panjang, Andhika melihat saham-saham batu bara sudah selesai kenaikannya, dan harga saham ADRO di kuartal III-2023 diperkirakan akan kembali ke level 2.500-an.
Ada beberapa hal yang memengaruhi sentimen batu bara. Antara lain adanya tensi panas perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan harga batu bara terbang tinggi.
”Sekarang batu bara koreksi karena adanya inflasi yang tinggi sehingga ada ancaman resesi, ada hambatan ekonomi,” ujarnya.
Jika ada resesi, penggunaan batu bara sebagai pembangkit listrik untuk mesin produk pabrik-pabrik akan berkurang. Selain itu, saat ini negara-negara maju, khususnya negara Eropa sedang transisi ke energi terbarukan yang bersih.
Harga gas alam yang menjadi subtitusi batu bara turun sehingga negara-negara maju kembali menggunakan gas alam.
”Dulu harga gas alam sempat naik karena Rusia-Ukraina, jadi negara-negara itu subtitusi ke batu bara pas, harga gas itu naik,” ujarnya.
Andhika menambahkan sudah selesainya musim dingin juga menjadi alasan yang memengaruhi sentimen batu bara.
Dari sektor perbankan, geliat hadir dari stock split PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Menurut Andhika, stock split yang dilakukan emiten akan menghasilkan sentimen positif untuk pergerakan harga.
Namun, Andika memprediksi, jika misalnya BMRI tembus 9.925, maka tidak menutup kemungkinan, BMRI melanjutkan koreksi atau penurunan ke level 9.550 atau 9.725.
"Investor bisa melakukan buy on weakness di sekitar level 9.550 hingga 9.725. BMRI menarik untuk dikoleksi," terangnya.
Dia memprediksi, ini bisa tercatat selama seminggu atau dua minggu lagi.
Berkaitan dengan sentimen politik, Andhika memproyeksikan, emiten media akan terkena efek yang besar di semester II-2023.
“Mulai semester II nanti akan mulai terasa, kalau semester I ini belum terlalu berasa. Saya perkirakan semester II. Jika dihubungkan dengan emiten, yang paling terkena efek adalah emiten media,” tuturnya.
Alasannya adalah partai-partai politik menggunakan media, seperti tv sebagai media kampanye.
Selain itu, emiten comsumer goods, seperti Indofood, Unilever yang berhubungan langsung dengan kebutuhan juga akan terkena efek sentimen politik. Sebab pada tahun politik, uang yang beredar semakin banyak dan daya beli masyarakat meningkat berkat bansos-bansos kampanye.
Terkait dengan emiten PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Andhika meramal, saham emiten tersebut berpotensi mengalami kenaikan di semester II ini.
Ketika membahas saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), menurut Andhika, PGEO juga menarik untuk dilihat meski baru listing. PGEO menyasar ke energi terbarukan.
Pemerintah sekarang ini juga sedang ingin memberikan subsidi ke kendaraan listrik. Dia melihat PGEO sangat menarik karena di-cover dengan Pertamina sebagai perusahaan migas raksasa.
(Penulis: Prihandini N/Magang)
(FAY)