Sedikit flash-back, pada tahun 2017 Mitratel masih menduduki peringkat ketiga dengan total jumlah menara sebanyak 11.061 unit. Kemudian pada 2019, ranking Mitratel naik menjadi posisi kedua hingga akhirnya menjadi nomor wahid tahun lalu.
Bob Setiadi dan Genie Purnamasari meyakini bahwa Mitratel masih akan tetap agresif dalam meningkatkan jumlah menara baik secara organik maupun inorganik (melalui akuisisi).
Namun agresivitas tersebut dinilai tidak akan membuat rasio utang terhadap perseroan naik signifikan mengingat di industri menara pendanaan capex mayoritasnya diperoleh dari utang.
"Meski tetap agresif ekspansi, kami memperkirakan MTEL tetap mampu menjaga rasio utang terhadap ekuitas di kisaran 0,46-0,50x untuk 2023-25F. Kami juga memperkirakan MTEL akan mulai mencatatkan arus kas bebas positif sebesar Rp 630 miliar pada 2024F," tulis kedua analis, dalam risetnya.
Posisi Mitratel yang semakin mantap sebagai market leader di industri menara juga dibarengi dengan kinerja keuangan yang solid. Hingga akhir Juni 2023, laba bersih perseroan nailk 15 persen (yoy) menjadi Rp1,02 triliun sesuai dengan ekspektasi pasar.