Risiko tersebut berpusat pada kebijakan ekonomi Prabowo yang mencakup realokasi anggaran, pembentukan dana abadi (sovereign wealth fund/SWF), serta perluasan kebijakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Para analis menilai langkah-langkah ini berpotensi memperlebar defisit fiskal lebih lanjut.
“Kami kini melihat ruang yang terbatas untuk kinerja unggul dari instrumen pendapatan tetap,” kata strategist Kenneth Ho dan Sandra Yeung dalam laporan.
Mereka juga memperkirakan obligasi bertenor panjang akan mengalami tekanan akibat meningkatnya risiko fiskal serta potensi pasokan obligasi yang lebih besar.
Selain itu, Goldman Sachs merekomendasikan investor mempertimbangkan penggunaan credit default swap (CDS) lima tahun Indonesia sebagai lindung nilai terhadap risiko investasi di Asia dengan peringkat investasi (investment grade).
Mengutip Bloomberg, obligasi dalam denominasi dolar AS yang diterbitkan oleh PT Pertamina dengan jatuh tempo Mei 2043 mengalami pelebaran spread hampir 4 basis poin, sementara selisih imbal hasil obligasi PT Perusahaan Listrik Negara bertenor hingga Oktober 2042 naik 3 basis poin.