sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Grup Salim hingga Prajogo Pangestu, Konglomerat Penyelamat IHSG di 2023

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
03/11/2023 16:11 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkinerja kurang bertenaga sepanjang 2023.
Grup Salim hingga Prajogo Pangestu, Konglomerat Penyelamat IHSG di 2023. (Foto: MNC Media))
Grup Salim hingga Prajogo Pangestu, Konglomerat Penyelamat IHSG di 2023. (Foto: MNC Media))

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkinerja kurang bertenaga sepanjang 2023. IHSG masih terkoreksi 0,90 persen secara year to date (YTD) dan melemah 1,45 persen sepanjang sebulan terakhir.

Meskipun, pada perdagangan Jumat (3/11/2023), IHSG menguat 0,55 persen hingga penutupan.

Sepanjang tahun ini, kinerja IHSG ditopang oleh daham-saham konglomerat yang menjadi pusat perhatian para investor.

Menurut riset Algo Research, yang dipublikasikan pada Rabu (1/11), saham seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) hingga PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penopang IHSG sepanjang tahun ini.

Dua saham yang kini masuk ke jajaran big cap ini mempengaruhi pergerakan pasar dimana beberapa saham ini cukup menentukan sentimen investor, likuiditas dan pergerakan pasar.

“Misalnya akhir-akhir ini kita melihat maraknya permainan Prajogo Pangestu dalam sejumlah sahamnya di antaranya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), BREN yang menimbulkan volatilitas,” tulis Algo dalam risetnya, Rabu (1/11).

Sebelumnya, peran Grup Salim dalam AMMN atau peran Low Tuck Kwong yang membuat saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) meroket menjadi penggerak pasar.

Jika saham-saham konglomerat ini tidak masuk ke pasar modal RI, IHSG bisa terkoreksi jauh lebih rendah, yang berpotensi menghilangkan modal senilai Rp265 triliun sejak bulan September. (Lihat grafik di bawah ini.)

Pasca sejumlah IPO emiten konglomerat tersebut, bisa dipastikan bahwa belum lagi ada IPO besar serupa hingga akhir tahun ini.

Dalam kondisi ini, Algo memperkirakan pasar akan menjadi sedikit lebih efisien dalam hal ekspektasi penyesuaian harga dan distribusi likuiditas bagi para trader,

“Kami memperkirakan fase konsolidasi akan terjadi pada November sebelum melihat posisi IHSG kembali ke jalurnya hingga akhir tahun,” tulis riset tersebut.

Salim hingga Prajogo Pangestu

Riset Algo menyebut, gabungan kapitalisasi pasar saham konglomerat seperti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), BYAN, BRPT, CUAN, BREN, TPIA, hingga AMMN adalah 20 persen dari total kapitalisasi pasar di IHSG.

Saham PANI, milik taipan Agung Sedayu Group, Aguan juga terus meroket dalam beberapa waktu belakangan. Hal yang sama juga terjadi pada saham BYAN yang terus meroket sejak awal tahun ini hingga pertengahan tahun. Ini karena Low Tuck Kwong terus menambah kepemilikan pada saham ini sejak akhir 2022.

Saat ini, BYAN, TPIA, BREN dan AMMN masuk dalam 10 besar saham terbesar di IHSG. Menjelang penutupan perdagangan Jumat (3/11) per pukul 15.00 WIB, BREN sudah mencatatkan kenaikan saham 433,33 persen meskipun baru sebulan melantai dan saham CUAN sudah naik 498,31persen dalam enam bulan terakhir.

Sementara saham AMMN sudah naik 137,63 persen dalam tiga bulan terakhir sejak melantai. Secara mengejutkan, saham PANI milik Aguan juga sudah meroket 334,74 persen secara year to date (YTD). (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Per Kamis (2/11), kapitalisasi pasar BREN bahkan sudah menggeser AMMN di urutan ke lima pada penutupan perdagangan kemarin dengan nilai mencapai Rp542 triliun.

Prajogo Pangestu merupakan pengendali BREN melalui BRPT. BRPT memiliki saham BREN sebesar 64,67 persen.

Sementara emiten Prajogo yang lain, yakni CUAN, juga menjadi penggerak IHSG sejak melantai pada 8 Maret lalu yang ditawarkan di harga Rp220 per lembar saham. Sejak melantai, saham CUAN sudah naik 2.309 persen di mana saat ini sudah ada di level Rp5.300 per lembar saham.

Sebelumnya, AMMN sempat membuat geger bursa dan dinobatkan menjadi emiten dengan perolehan IPO terbesar mencapai Rp10,73 triliun. AMMN melantai di bursa pada 7 Juli 2023 lalu.

Saham AMMN saat ini mayoritas dipegang oleh PT Sumber Gemilang Persada sebesar 32,44 persen dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sebesar 21,09 persen.

Ada peran grup Salim di balik PT Sumber Gemilang Persada yang juga merupakan pengendali. Sementara Agoes Projosasmito juga memiiki saham AMMN melalui AP Investment dengan kepemilikan 15,58 persen.

Agoes Projosasmito saat ini menjabat komisaris utama Amman Mineral Internasional. Agoes juga menduduki posisi wakil presiden direktur Amman Mineral Nusa Tenggara.

Diketahui Agoes adalah juga direktur di Sumber Gemilang Persada (SGP). Sedangkan pemegang saham SGP terdiri dari PT Nayaka Pratama Karsa Makmur 26,67 persen, PT Bakti Makmur Semesta Sukses 24,44 persen, PT Kanaka Sakti Makmur Bersama 24,44 persen, Denny Susanto Halim 12,22 persen, dan Husein Susilo Tjioe 12,22 persen.

Informasi saja, Anthoni Salim yang merupakan bos Grup Salim tersebut bersama anaknya merupakan pemegang saham PT Bakti Makmur Semesta Sukses.

Pada perusahaan ini, Anthoni Salim memiliki 90 persen saham dan Axton Salim 10 persen. Ini berarti, Anthoni Salim turut andil dalam saham AMMN secara tidak langsung melalui SGP. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement