Di antara nama-nama tersebut adalah Melvin Capital yang mengalami kerugian sebesar 49 persen dalam investasinya pada bulan-bulan awal 2021 dan membutuhkan dana talangan sebesar USD3 miliar. Ada juga perusahaan hedge funds Citron Capital yang menderita kerugian 100 persen di saham GameStop pasca anjlok setelah reli bullish sahamnya.
Gill sendiri menggambarkan dirinya sebagai trader saham biasa dalam kesaksiannya pada sidang Kongres 2021 lalu saat ia dicecar soal kenaikan saham GameStop.
Dia mengatakan dia tidak bermaksud memicu kegilaan saham GameStop dan malah percaya bahwa saham tersebut adalah peluang yang menarik bagi investor.
“Gagasan bahwa saya menggunakan media sosial untuk mempromosikan saham GameStop kepada investor tanpa disadari adalah tidak masuk akal. Saya sangat jelas bahwa channel saya hanya untuk tujuan pendidikan. Apakah investor individu lain membeli saham tersebut tidak relevan dengan tesis saya,” kata Gill dalam kesaksian tertulisnya.
Gill juga mengatakan bahwa dia pertama kali membeli saham GameStop pada musim panas 2019, ketika saham tersebut diperdagangkan sekitar USD5 per saham.
Dia menambahkan posisinya sepanjang sisa tahun ini dan pada 2020 dia yakin pasar masih mengabaikan peluang unik GameStop.
Namun dia bahkan tidak percaya harga sahamnya akan mencapai USD483 per saham pada tahun 2021.
“Pada saat itu saya pikir hal itu mungkin terjadi, tetapi kemungkinannya sangat kecil,” Gill bersaksi.
Sementara GameStop sepanjang 2023 melaporkan penjualan bersih mencapai USD5,27 miliar, dibandingkan dengan USD5,93 miliar pada tahun fiskal 2022.
Dengan ini, GameStop mencatatkan laba bersih USD6,7 juta pada periode tersebut, lebih baik dibandingkan dengan rugi bersih sebesar USD313,1 juta untuk tahun fiskal 2022. (ADF)